SOLOPOS.COM - Forum diskusi publik Selasa dengan tiga pembicara meliputi Ketua Komisi Pemilihan Umum Wonogiri Satya Graha, caleg terpilih DPRD Wonogiri Azalea Puteri Utami, dan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Wonogiri Sun’an Fanijie membahas tantangan pekerjaan Bupati Wonogiri yang akan terpilih pada Pilkada 2024, di Wonogirich, Wonogiri, Selasa (25/6/2024). (Istimewa/Salaga.id)

Solopos.com, WONOGIRI — Pergantian tampuk kekuasaan di Kabupaten Wonogiri melalui Pilkada 2024 mulai menyita perhatian publik. Sejumlah masyarakat menilai Bupati Wonogiri yang akan terpilih pada kontestasi Pilkada itu memiliki banyak tantangan untuk membangun daerah pada masa depan.

Hal itu diungkapkan sejumlah kalangan dalam forum diskusi publik Selasa bertema Siapa Berani Jadi Bupati Wonogiri 2024 yang digelar Salaga.id di Wonogirich, Kelurahan Wonokarto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Selasa (25/6/2024) malam.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ada tiga pembicara yang dihadirkan dalam forum diskusi terbuka itu meliputi Ketua Komisi Pemilihan Umum Wonogiri Satya Graha, caleg terpilih DPRD Wonogiri Azalea Puteri Utami, dan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Wonogiri Sunan Fanijie. Forum diskusi itu pun diikuti puluhan warga Wonogiri dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Sunan mengungkapkan selama beberapa tahun terakhir ini, pembangunan manusia dan infrastruktur di Wonogiri harus diakui menunjukan progres baik.

Hal itu setidaknya tercermin dari berbagai data yang ada misalnya indeks pembangunan manusia yang terus meningkat hingga 71.94% pada 2023 versi Badan Pusat Statistik (BPS). Pembangunan Infrastruktur juga tampak dan dirasakan banyak warga sampai di perdesaan.

Hanya, kata Sunan, kondisi ekonomi Kabupaten Wonogiri masih cukup stagnan. Belum ada perubahan signifikan yang membuat perputaran ekonomi meningkat tajam.

Informasi yang dia himpun, penyaluran kredit perbankan di Kabupaten Wonogiri  paling rendah dibandingkan kabupaten/kota lain di Soloraya. Ini menandakan perputaran uang di Wonogiri  juga rendah.

Menurutnya stagnasi ekonomi itu juga tercermin dari tingkat daya beli masyarakat yang tidak tidak terlalu tinggi. Dia menyebut, hal seperti itu semestinya bisa bisa disadari dan harus ditangkap pemimpin Wonogiri yang akan terpilih pada Pilkada 2024 mendatang. Dengan begitu, kebijakan yang diambil bisa tepat sasaran dan terasa betul terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

“Pendataan jumlah NIB [nomor induk berusaha] di sini memang banyak. Mungkin terbanyak di tingkat Jawa Tengah. Tetapi apakah banyaknya data NIB itu berkorelasi atau berdampak terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi? Itu yang perlu dicermati ,” kata Sunan dalam forum diskusi itu.

Sunan melanjutkan, Kabupaten Wonogiri memiliki potensi besar untuk menjadi daerah yang mandiri secara ekonomi. Daerah ini memiliki alam yang sangat mungkin menjadi daya tarik wisata. Sektor ini seharusnya bisa dikembangkan.

Sunan menyebut, kondisi Kabupaten Wonogiri tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Karanganyar. Di daerah tetangga itu, sektor wisata terbukti mampu mengangkat perekonomian masyarakat.

Perputaran uang di sekitar objek-objek wisata tinggi. Kabupaten Wonogiri, yang memiliki waduk, pantai, dan pegunungan semestinya juga mampu untuk mengembangkan kawasan wisata.

“Kran investasi saya pikir bisa agak dibuka lebar ke depan” ujarnya.

Dia menambahkan, dalam pembangunan sektor ekonomi tidak bisa hanya mengenalkan pemerintah. Hal itu merupakan kerja bersama. Masyarakat juga memiliki andil dengan cara tidak terlalu bergantung dengan pemerintah.

Saat Ini Ekonomi Wonogiri Melesu

Pendapat Sunan ini juga sejalan dengan pendapat pengusaha properti di Kabupaten Wonogiri, Tyo yang menjadi salah satu peserta forum di diskusi itu. Dia menyebut usaha properti di Kabupaten Wonogiri sedang melesu saat ini. Dia mengungkapkan perputaran uang di Wonogiri bisa meningkat apabila orang-orang Wonogiri yang merantau bisa kembali.

“Bisa tidak itu, orang-orang Wonogiri yang sukses di luar itu bisa ditarik, kembali ke sini. Saya kira kalau mereka mau pulang akan berdampak baik terhadap ekonomi Wonogiri. Karena itu sudah terbukti saat Lebaran,” ujar dia.

Di bagian lain, Caleg terpilih DPRD Wonogiri, Azalea Puteri Utami, mengungkapkan masalah sosial yang masih masih rentan Wonogiri sekarang yakni kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pemerintah saat ini, sudah berupaya menekan masalah itu.

Hanya, pada kenyataanya problem sosial itu masih terus terjadi. Terbaru misalnya, seorang anak SMP bunuh diri karena hamil setelah diperkosa orang lain. Masalah sosial ini juga harus mendapatkan perhatian khusus bagi siapapun pemimpin daerah di Wonogiri kelak.

Sementara itu, Ketua KPU Wonogiri, Satya Graha, menyebut Pilkada 2024 merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk menentukan arah kebijakan yang ingin mereka rasakan melalui pemimpin daerah.

Pilkada ini bisa menjadi ajang bagi masyarakat untuk menantang calon pemimpin daerah Wonogiri menentukan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

”Pilkada ini arena konflik perebutan kekuasaan yang legal. Tetapi tetap terkendali. Jangan sampai masyarakat berpikir bahwa Pilkada ini tidak berdampak apapun terhadap mereka. Sebab, pada kenyataannya banyak unsur kehidupan ke masyarakat itu hasil dari pengambilan kebijakan dari proses politik,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya