SOLOPOS.COM - Kondisi TPA Mojorejo di Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, pada Kamis (15/6/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO–Pengusaha sekaligus calon anggota legislatif (caleg) terpilih asal Partai Golkar Machmud Lutfi Huzain meminta wacana pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di area Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, dikaji ulang. Wilayah Bulu memiliki potensi panorama alam yang berpotensi menjadi destinasi wisata di Sukoharjo.

Wacana pembangunan TPST di area Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, merupakan bagian dari rekomendasi Pansus Draft Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2024-2044 DPRD Sukoharjo. Wacana ini muncul dilatarbelakangi usia tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Mojorejo, Kecamatan Bendosari yang diperkirakan maksimal lima tahun akibat tingginya volume sampah dari masyarakat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Rata-rata volume sampah yang dibuang ke TPA Mojorejo sekitar 200 ton setiap hari. Saat libur perayaan Lebaran, volume sampah melonjak tajam menjadi 220 ton-230 setiap hari.

“Bulu memiliki potensi besar menjadi destinasi wisata alternatif di Sukoharjo. Ada deretan pegunungan seribu yang menawarkan eksotisme alam yang memesona,” kata pengusaha sekaligus caleg terpilih asal Partai Golkar, Machmud, Jumat (7/6/2024).

Machmud mencontohkan potensi alam di area Gunung Gajah Mungkur yang terletak di Dusun Kerjo, Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu. Lokasi Gunung Gajah Mungkur terletak tak jauh dari Gunung Sepikul atau Bukit Sepikul. Wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Desa Gunungan, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.

Gunung Gajahmungkur merupakan gunung purba yang diduga meletus pada puluhan tahun silam. “Pesona alam di area Gunung Gajah Mungkur luar biasa. Jika digarap serius, bisa menjadi ikon pariwisata Sukoharjo. Di sekitar area Gunung Gajah Mungkur ada sumber aliran air bawah tanah. Bila TPST dibangun di Bulu maka dikhawatirkan mencemari sumber air,” kata dia.

Machmud menyarankan agar pemerintah melakukan intensifikasi lahan dalam pengelolaan sampah di TPA Mojorejo, Bendosari. Pemerintah bisa memanfaatkan teknologi canggih sehingga tak perlu menambah lahan TPA Mojorejo. Hal ini telah diterapkan di beberapa kota besar di Tanah Air.

Melalui skema pengolahan sampah menjadi gas dan dilanjutkan dikonversi menjadi listrik. Tentunya, harus disokong dengan pengembangan riset dan penelitian. “Jadi skema pengolahan sampah yang dikonversi listrik bisa diterapkan di TPA Mojorejo. Selain listrik, abu sisa pembakaran sampah bisa dimanfaatkan menjadi pupuk pertanian,” ujar dia.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo Agus Suprapto mengatakan belum berencana membangun TPST untuk mengatasi keterbatasan lahan di TPA Mojorejo. Wacana pembangunan TPST butuh kajian dan penelitian secara mendalam. Belum lagi harus menyosialisasikan terlebih dahulu kepada warga setempat.

“Rencana kami justru menambah lahan TPA Mojorejo. Persoalannya, rencana ini membutuhkan anggaran yang cukup besar,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya