SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi razia polisi di fasilitas pariwisata dengan alasan Operasi Penyakit masyarakat (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Razia pekat Sragen menemukan 9 pasangan tak resmi di kamar hotel.

Solopos.com, SRAGEN — Sembilan pasangan tidak resmi dan satu pekerja seks komersial (PSK) terjaring operasi penyakit masyarakat (pekat) yang dilaksanakan tim gabungan pada Selasa (31/6/2016) malam.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Tim gabungan yang terdiri atas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polres Sragen, Kodim 0725/Sragen, Subdenpom IV/4 Sragen dan Dinas Sosial (Dinsos) menyisir sejumlah hotel di kawasan Kota Sragen. Mereka terbagi dalam dua kelompok. Lebih dari lima hotel mereka didatangi, namun tim gabungan hanya mendapati sembilan pasangan tidak resmi dari dua hotel berbeda.

Di sebuah hotel di kawasan Widoro, tim gabungan mendapati tujuh pasangan tidak resmi. Sementara di sebuah hotel di kawasan Nglorog, tim gabungan menemukan dua pasangan tidak resmi. Saat tim gabungan datang, mereka sedang asyik berduaan di kamar hotel.

”Selama mereka tak bisa menunjukkan bukti sebagai pasangan resmi atau suami istri, kami membawa mereka ke Kantor Satpol PP menggunakan truk,” kata Kasi Operasional dan Pengendalian Satpol PP Sragen, Sukamto, saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (1/6/2016).

Dari sembilan pasangan tidak resmi itu, dua pasangan di antaranya berstatus mahasiswa dengan usia sekitar 21 tahun. Sementara sisanya merupakan pasangan selingkuh dengan usia berkisar 30-40 tahun.

”Pasangan mahasiswa itu berdalih sudah akan dinikahkan. Namun, ada keterangan berbeda dari pasangan laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki mengaku akan menikahi pasangannya itu setelah lulus kuliah. Namun, yang perempuan mengaku akan dinikahi pasangannya itu setelah Lebaran. Karena keterangan keduanya tidak sinkron, mereka harus pulang paling akhir,” terang Sukamto.

Selain menyasar hotel, tim gabungan juga mendatangi kawasan Pasar Nglangon yang biasa dijadikan tempat mangkal para PSK. Namun, diduga informasi adanya razia itu sudah bocor sehingga tim gabungan hanya mendapati satu PSK.

”Saat kami datang, Nglangon sudah sepi dari PSK. Mereka sudah kabur lebih dulu. Ada kemungkinan informasi razia sudah bocor. PSK yang kami tangkap itu kebetulan baru datang. Dia belum tahu informasi adanya razia,” papar Sukamto.

Sembilan pasangan tak resmi dan PSK yang terjaring razia pekat itu mendapatkan tausyiah yang disampaikan petugas dari Dinsos Sragen. Mereka baru diizinkan pulang setelah membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan mereka.

”Yang aneh itu, saat kami tegur, mereka sedikit pun tidak menunjukkan rasa bersalah. Mereka tidak terlihat takut. Mereka biasa-biasa saja,” ujar Sukamto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya