SOLOPOS.COM - Rarusan remaja mengikuti mancakrida dalam Jambore Remaja di kawasan Bendungan Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, Rabu (26/6/2024). (Istimewa/Fuad Wahyu Pratama)

Solopos.com, WONOGIRI —  Ratusan remaja Kecamatan Giriwoyo mengisi libur sekolah dengan mengikuti Jambore Remaja di Bendungan Pidekso, Giriwoyo, Wonogiri, Selasa—Rabu (25-26/6/2024).

Para muda-mudi itu belajar banyak hal seperti kesehatan reproduksi, pencegahan kekerasan seksual, dan kearifan lokal..

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Camat Giriwoyo, Fuad Wahyu Pratama, mengatakan sebanyak 384 remaja dari 16 desa/kelurahan di Kecamatan Giriwoyo yang mengikuti Jambore Remaja.

Ada beberapa kegiatan yang mereka ikuti selama dua hari itu yang dikemas secara seru. Para remaja itu menerima materi dari para ahli yang berkaitan dengan isu keremajaan.

Menurut Fuad, dalam kegiatan itu anak-anak muda itu belajar terkait pencegahan kekerasan seksual. Materi ini diberikan kepada mereka mengingat banyak kasus kekerasan seksual yang melibatkan remaja baik sebagai pelaku maupun korban. Hal itu berakibat fatal terhadap mereka.

Para remaja menerima pemahaman apa saja yang dimaksud kekerasan seksual. Bagaimana kekerasan seksual itu bisa terjadi. Kemudian tindakan pencegahannya kekerasan seksual.

Kesehatan reproduksi juga menjadi perhatian dalam kegiatan tersebut. Para remaja diajak memahami kesehatan seksual, kehamilan, hingga pencegahan stunting.

“Pendidikan seksual yang dianggap tabu itu, justru kami berikan di sini karena hal itu sangat penting diketahui para remaja. Kami ingin pendidikan seksual tidak lagi dianggap sesuatu yang tabu karena disesuaikan dengan usia mereka,” kata Fuad saat dihubungi Solopos.com, Kamis (27/6/2024).

Fuad melanjutkan, dalam Jambore itu, mereka juga melaksanakan outbond atau mancakrida di kawasan Bendungan Pidekso yang menjadi ikon Kecamatan Giriwoyo.

Kegiatan mancakrida itu menjadi wadah bagi remaja lintas desa di Giriwoyo untuk saling mengenal sehingga timbul rasa kebersamaan. Mereka juga belajar nilai-nilai pancasila yang diajarkan para anggota TNI yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Dia menjelaskan, Jambore Remaja Giriwoyo ini sudah kali kedua dilaksanakan dalam dua tahun ini. Jambore itu lahir dari keresahan atas banyaknya kenakalan remaja saat terutama saat pandemi Covid-19. Saat itu kekeresan seksual marak terjadi kepada remaja.

Pemerintah Kecamatan Giriwoyo kemudian menginisiasi pembentukan posyandu remaja di setiap desa.

Posyandu itu menjadi wadah bagi remaja desa untuk saling belajar dan bertukar pikiran, termasuk pencegahan kekerasan seksual. Kemudian pada 2023 pihaknya mengumpulkan para remaja yang terlibat dalam posyandu remaja berkumpul bersama dalam jambore.

Ketua Penyelenggara Jambore Remaja, Triatmoko, mengatakan jambore ini digelar dengan memanfaatkan liburan sekolah denga kegiatan edukatif. Salah satu rangkaian kegiatan itu yakni malam puncak pentas inagurasi yang digelar di Lapangan Giriwoyo.

Pentas seni budaya menampilkan kesenian tradisional dari para remaja Kecamatan Giriwoyo. “Jadi jambore ini konsepnya kami mengajak anak-anak mengisi liburan dengan kegiatan yang edukatif dan bermanfaat,” kata Triatmoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya