SOLOPOS.COM - Ilustrasi desa kekeringan. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Musim kemarau pada 2024 ini diprediksi tidak berlangsung lama seperti tahun sebelumnya, namun kekeringan masih berpotensi terjadi di Kabupaten Wonogiri meski tak separah tahun lalu.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Trias Budiono, mengatakan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau 2024 ini akan berlangsung selama tiga setengah hingga lima bulan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Puncak kemarau terjadi pada Juli-September 2024. Oktober sudah mulai memasuki musim hujan. Menurutnya, hal itu berarti musim kemarau tidak terlalu panjang seperti pada 2023 karena dampak El Nino.

Kebalikan dari tahun lalu, musim kemarau 2024 ini justru terdapat fenomena La Nina yang memungkinkan ada hujan di tengah-tengah musim. Suhu udara juga tidak sepanas musim kemarau tahun lalu.

Trias menerangkan dengan kondisi seperti itu semestinya tingkat kekeringan di Wonogiri tidak akan separah tahun lalu. Data BPBD Wonogiri, pada 2023 lalu ada 27.751 warga di 163 dusun di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan.

Padahal biasanya hanya beberapa desa di tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan. ”Ini kami masih verifikasi wilayah-wilayah yang kemarin kekeringan. Sebagian sudah mendapatkan program pemasangan pipa dari PDAM dan DPU Wonogiri. Nanti kami akan petakan wilayah mana yang masih rentan kekeringan,” kata Trias saat ditemui Solopos.com di Kantor BPBD Wonogiri, Jumat (14/6/2024).

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Wonogiri, Sri Maryati, juga menuturkan antisipasi kekeringan tengah dilakukan dengan mendata ulang wilayah yang rawan kekeringan.

Data wilayah kekeringan pada 2023 akan disinkronisasi dengan data progres program pemasangan pipa dari PDAM Wonogiri dan DPU Wonogiri. Menurutnya, sejumlah kecamatan di Wonogiri selatan seperti Paranggupito, Pracimantoro, dan Giritontro masih rawan krisis air bersih saat kemarau.

”Tahun lalu kami sempat kewalahan dalam penanganan kekeringan. Wilayah yang sebelumnya tidak kekeringan menjadi kekeringan, seperti di Giriwono, Kecamatan Wonogiri. Semoga saja dengan adanya La Nina ini, kekeringan tidak seekstrem tahun kemarin,” ujar Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya