SOLOPOS.COM - Calon peserta didik baru SMP didampingi orang tua mendaftar PPDB online di SMPN 1 Wonogiri, Selasa (11/6/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRIDinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri membuka pendaftaran penerimaan peserta didik baru atau PPDB jenjang SMP secara online terpadu pada Selasa-Jumat (11-14/6/2024).

Meski pendaftaran dilaksanakan secara online, banyak orang tua calon siswa yang memilih datang langsung ke sekolah untuk mendaftarkan anak mereka. Keterbatasan akses Internet dan informasi terkait PPDB menjadi salah satu alasan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selain itu, dengan mendaftar secara langsung di sekolah, orang tua menilai lebih mantap dan puas. Sebagai informasi, pendaftaran PPDB online dibuka melalui laman https://wonogiri.ppdb-smart.net/smp untuk semua SMP negeri di Wonogiri.

Pantauan Solopos.com di SMPN 1 Wonogiri, Selasa (11/6/2024), ratusan orang tua/wali calon peserta didik datang langsung ke sekolah tersebut. Mereka membawa berkas-berkas persyaratan pendaftaran peserta didik seperti kartu keluarga (KK), piagam penghargaan, ijazah atau surat keterangan lulus, dan sebagainya.

Di sana, mereka mengantre mendapat giliran masuk ke beberapa ruang laboratorium komputer untuk mendaftarkan anak secara online. Anggota staf sekolah atau guru di sekolah itu kemudian mengarahkan mereka soal tahapan pendaftaran peserta didik baru secara daring.

Salah satu orang tua/wali calon peserta didik baru, Sri Mulyo Harjono, 76, mengatakan terpaksa datang ke sekolah untuk mendaftarkan cucunya di SMPN 1 Wonogiri karena tidak punya handphone atau laptop. Dia meminta tolong petugas di sekolah tersebut agar cucunya bisa masuk dalam sistem PPDB SMP.

“Kalau tidak ke sini ya tidak mendaftar. Saya tidak punya HP [handphone]. Anak itu cuma hidup sama saya dan neneknya di sini,” kata Sri saat diwawancarai Solopos.com, Selasa.

Lebih Mantap Mendaftar Langsung

Walaupun tempat tinggalnya masih dalam satu kelurahan dan hanya berbeda rukun tetangga (RT) dengan SMPN 1 Wonogiri, Sri mendaftarkan cucunya melalui jalur afirmasi. Jalur itu khusus bagi keluarga kurang mampu yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Menurut dia, meski jarak rumahnya tidak lebih dari 500 meter dari SMPN 1 Wonogiri, cucunya belum tentu diterima di sekolah itu. Hal itu karena PPDB SMP di Wonogiri menggunakan sistem zonasi RT.

Calon peserta didik yang berdomisili satu RT dengan sekolah yang didaftar otomatis diterima. Sedangkan yang berdomisili di luar RT sekolah, harus melalui seleksi prestasi.

“Sistem begini itu sebenarnya bikin kesenjangan di masyarakat. Apalagi yang rumah dekat-dekat sini tetapi belum pasti diterima. Harusnya kalau mau adil itu ya tidak usah ada zonasi, semua pakai seleksi prestasi, kayak dulu,” ungkapnya.

Orang tua calon peserta didik lain dari Kecamatan Ngadirojo, Suyarti, 36, mengaku lebih puas dengan mendatangi langsung sekolah yang akan didaftar anaknya. Apalagi belum banyak informasi mengenai PPDB SMP yang dia ketahui.

“Saya tanya ke wali kelas SD tempat anak saya sekolah tetapi tidak tahu soal PPDB di sekolah ini [SMPN 1 Wonogiri]. Makanya saya langsung datang ke sini. Sebenarnya sih bisa daftar pakai HP dari rumah ya. Tetapi lebih sreg, lebih puas datang langsung ke sini. Biar tahu juga detailnya bagaimana,” ucap Suyarti.

Suyarti ingin menyekolahkan anaknya di SMPN 1 Wonogiri karena menilai sekolah itu yang terbaik di Kota Sukses. Kebetulan, secara regulasi anaknya memungkinkan mendaftar di sekolah tersebut meski berbeda kecamatan dengan domisili.

“Untung di Wonogiri ini zonasinya hanya zonasi RT. Jadi yang rumahnya jauh tetap bisa memilih sekolah di sini. Ya kami ingin yang terbaik buat anak kami,” ucap dia.

Zonasi Kombinasi

Kepala SMPN 1 Wonogiri, Suparno, menerangkan melayani pendaftaran online di sekolah meski sebenarnya hal itu bisa dilakukan dari rumah. Sekolah memahami kondisi keluarga calon peserta didik berbeda-beda.

Mereka yang datang ke sekolah disediakan komputer dengan jaringan Internet untuk mendaftar secara online. Dia menerangkan kondisi seperti itu sudah lumrah terjadi setiap tahun saat masa PPDB online.

“Banyak orang tua tidak percaya diri untuk mendaftarkan anaknya dari rumah sehingga lebih memilih datang ke sini. Sebenarnya setelah kami arahkan, mereka juga bisa mendaftar sendiri di sini,” kata Suparno.

Kepala Disdikbud Wonogiri, Sriyanto, menjelaskan setiap SD sudah diminta membantu mendaftarkan siswanya ke jenjang SMP. Selain itu, ia juga meminta masing-masing SMP bisa melayani peserta didik yang mendaftar secara online dengan memanfaatkan fasilitas sekolah.

Dia menyebut jalur pendaftaran pada PPDB SMP tahun ini masih sama dengan tahun lalu. Ada tiga jalur seleksi untuk jenjang SMP, meliputi jalur zonasi kombinasi prestasi dengan kuota 80% dari daya tampung. Kemudian jalur afirmasi sebanyak 15% dari daya tampung, dan jalur perpindahan orang tua/wali sebanyak 5% dari daya tampung.

“Zonasi kombinasi ini masih kami terapkan karena benar-benar menjunjung prinsip keadilan. Selain itu mengakomodasi semua anak-anak agar bisa sekolah,” kata Sriyanto.

Dia menjelaskan sebelum ditetapkan zonasi kombinasi prestasi, ada sejumlah wilayah yang tidak terkaver atau masuk dalam zona sekolah terdekat. Hal itu menimbulkan polemik karena anak-anak di wilayah tersebut justru harus bersekolah di sekolah yang lebih jauh.

Dia menambahkan jumlah lulusan SD pada tahun ini sebanyak 11.335 anak. Jumlah SD di Wonogiri tercatat melaksanakan PPDB sebanyak 773 sekolah. Sedangkan jumlah SMP sebanyak 116 sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya