SOLOPOS.COM - Polres Wonogiri menyalurkan bantuan air bersih di Desa/Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, Kamis (20/6/2024). (Istimewa/Humas Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga di sejumlah dusun Kabupaten Wonogiri sudah mulai kesulitan air bersih pada musim kemarau ini. Bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan pun disalurkan, salah satunya dari Polres Wonogiri ke Desa Ngargohajro, Kecamatan Giritontro dan Desa/Kecamatan Paranggupito.

Kapolres Wonogiri AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah melalui Kasi Humas AKP Anom Prabowo mengatakan Polres menyalurkan 20 tangki air bersih ke penduduk di dua desa tersebut. Dua wilayah itu sudah mulai kekeringan akibat kemarau.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kedua desa itu dipilih untuk menerima bantuan air bersih karena kebanyakan persediaan air bersih di rumah-rumah mereka habis. Hujan yang pada beberapa hari lalu turun tidak mencukupi kebutuhan air.

Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Polres Wonogiri untuk berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan. Selain itu sekaligus memperingati hari ulang tahun (HUT) Ke-78 Bhayangkara.

“Kami merasa ada masyarakat di wilayah Wonogiri pesisir selatan yang membutuhkan bantuan air bersih. Jadi kami pilih Desa Ngargoharjo dan Desa Paranggupito,” kata dia kepada wartawan, Minggu (23/6/2024).

Kepala Desa Parangguputo, Dwi Hartono, menyebut penduduk Desa Paranggupito sudah mulai terdampak kekeringan akibat kemarau. Saat kekeringan, warga biasa membeli air dalam tangki. Maka penyaluran bantuan air bersih membantu menekan pengeluaran warga untuk kebutuhan air.

Dia mengapresiasi bantuan dari Polres Wonogiri tersebut. Hal itu juga menjadi bentuk kedekatan polisi dan masyarakat. “Bantuan yang diberikan sangat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi warga kami,” ucapnya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Trias Budiono, mengatakan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, musim kemarau 2024 ini akan berlangsung selama tiga setengah hingga lima bulan.

Puncak kemarau terjadi pada Juli-September 2024. Menurutnya, hal itu berarti musim kemarau tidak terlalu panjang seperti pada 2023 karena dampak El Nino. Kebalikan dari tahun lalu, musim kemarau 2024 ini justru terdapat fenomena La Nina yang memungkinkan ada hujan di tengah-tengah musim. Suhu udara juga tidak sepanas musim kemarau tahun lalu.

Trias menerangkan dengan kondisi ini seperti itu semestinya tingkat kekeringan di Wonogiri tidak akan separah tahun lalu. Data BPBD Wonogiri, pada 2023 lalu ada 27.751 penduduk di 163 dusun di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan. Padahal biasanya hanya beberapa desa di tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan.

”Ini kami masih verifikasi wilayah-wilayah yang kemarin kekeringan. Sebagian sudah mendapatkan program pipanisasi dari PDAM dan DPU Wonogiri. Nanti kami akan petakan wilayah mana yang masih rentan kekeringan,” kata Trias saat ditemui Solopos.com di Kantor BPBD Wonogiri, Jumat (14/6/2024) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya