SOLOPOS.COM - Ratusan warga mengikuti rapat koordinasi optimalisasi pelayanan air bersih pada musim kemarau bersama Bupati Joko Sutopo di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Kamis (20/6/2024). (Istimewa/Prokopim Wonogiri)

Solopos,com, WONOGIRI — Sejumlah desa di lima kecamatan wilayah Kabupaten Wonogiri masih rentan terdampak kekeringan dan krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini. Keterbatasan sumber air, belum tersedianya instalasi jaringan distribusi air, dan kendala topografi wilayah menjadi penyebabnya.

Persoalan itu dibahas dalam Rapat Koordinasi Optimalisasi Pelayanan Air Bersih di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Kamis (20/6/2024). Rapat itu diikuti ratusan warga dari lima kecamatan yang terdampak kekeringan meliputi Giriwoyo, Giritontro, Manyaran, Eromoko, dan Nguntoronadi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dalam rapat tersebut, sejumlah warga mengeluhkan wilayahnya belum terlayani fasilitas air bersih, terutama saat kemarau. Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Wonogiri bisa mengakomodasi agar wilayah mereka tidak lagi mengalami kekeringan saat kemarau seperti sekarang ini.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, yang hadir dalam rapat itu mengatakan para warga desa itu sengaja diundang untuk mengikuti rapat agar pemerintah tahu betul keadaan mereka dalam mengakses air bersih. Dengan begitu, Pemkab bisa menginventarisasi wilayah mana yang perlu ditangani untuk mendapatkan layanan air bersih.

Bupati menyebut berdasarkan pemetaan, masih ada sejumlah desa di lima kecamatan yang belum terlayani jaringan air bersih secara permanen. Pemkab Wonogiri tengah berupaya mengatasi masalah kekurangan air bersih di wilayah tersebut. Rapat dengan perwakilan warga yang terdampak air bersih itu juga bagian dari percepatan penanganan kekeringan.

”Kami mengambil langkah khusus. Penanganan ini tidak hanya dipasrahkan ke kami [Pemkab Wonogiri]. Tetapi juga berkolaborasi dengan tokoh desa. Mungkin mereka tahu ada sumber air. Hanya, belum terintervensi kebijakan. Maka dari itu, tokoh itu bisa melaporkan kondisinya, didata Camat, lalu kami tangani,” kata pria yang akrab disapa Jekek itu saat diwawancarai Solopos.com di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Kamis.

Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperinda) Wonogiri, hampir semua desa di lima kecamatan itu memiliki dusun yang belum terlayani air bersih, baik dari PDAM maupun  program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).

Kemampuan Anggaran

Sebagai contoh, di Desa Tirtosworo, dari 12 dusun baru dua yang terlayani PDAM. Di Desa Bayemharjo, Giritontro, bahkan belum ada dusun yang terlayani PDAM maupun Pamsimas. Begitu juga di sejumlah dusun di tiga kecamatan lainnya.

Menurut Jekek, Pemkab Wonogiri sebenarnya mampu untuk menangani persoalan kekeringan dan krisis air bersih di sejumlah dusun di lima kecamatan itu. Pemkab masih mempunyai anggaran dari sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) tahun anggaran 2023 senilai Rp113 miliar untuk penanganan kekeringan.

Sebagian dari anggaran itu sangat mungkin digunakan untuk membangun infrastruktur jaringan air pada 2024 ini. Hal itu bisa direalisasikan jika di wilayah itu ditemukan sumber air dan topografinya memungkinkan dibangun jaringan dan sambungan pipa ke rumah.

Persoalannya, dari sejumlah desa itu hingga saat ini belum ada sumber air yang ditemukan. Geografis wilayah tersebut memiliki cekungan air tanah yang sangat dalam dan tanahnya berongga.

“Kalau bahan bakunya ada, kami jamin bisa tertangani. Misalnya tadi ada warga yang bilang sudah ada sumber tetapi belum ada pipa sepanjang 2,5 km untuk sampai ke rumah. Kami bisa sediakan pipa itu, kami mampu, anggarannya ada,” ujarnya.

Dia menambahkan saat ini sudah ada beberapa wilayah yang mulai kekurangan air bersih karena memasuki kemarau. Tetapi hal itu tidak separah tahun-tahun lalu,

Camat Giriwoyo, Fuad Wahyu Pratama, mengatakan hampir di setiap desa di Giriwoyo ada dusun yang kerap terdampak kekeringan saat kemarau. Di daerah-daerah itu, memang masih sulit ditemukan sumber air.

“Hampir semua desa di beberapa dusun itu rentan kekeringan. Sekarang ini sudah mulai karena memasuki kemarau,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya