SOLOPOS.COM - Kedatangan 359 haji kloter 1 asal Temanggung di di Debarkasi Solo Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Minggu (23/6/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 37 calon haji atau calhaj yang diberangkatkan dari Embarkasi Solo wafat di Tanah Suci hingga Minggu (23/6/2024). Selain itu, ada dua calhaj yang wafat di Tanah Air sebelum berangkat.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengungkapkan hal tersebut saat ditemui wartawan seusai menyambut kedatangan jemaah haji Kloter 1 yang pulang dari Tanah Suci, Minggu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami prihatin karena ada 37 anggota jemaah haji dari Jateng-DIY yang meninggal dunia di Tanah Suci. Ada 32 dari Jawa Tengah dan 5 dari DIY. Informasi yang kami dapatkan ada sekitar 226 haji yang meninggal se-Indonesia,” kata dia.

Ia mengatakan Embarkasi Solo memberangkatkan 100 kloter terdiri dari 91 kloter dari Jawa Tengah dan sembilan kloter dari DIY. Ada 35.982 calhaj yang diberangkatkan dalam 100 kloter tersebut dari Embarkasi Solo.

Nana memerinci jemaah haji dari Jawa Tengah sebanyak 32.080 orang lalu DIY ada 3.402 orang ditambah 500 orang petugas haji. Ia mengatakan Kloter 1 Embarkasi Solo asal Kabupaten Temanggung telah diberangkatkan pada 12 Mei 2024 dan pulang pada 23 Juni 2024.

Total 41 hari para anggota jemaah haji itu berada di tanah suci. Nana mengatakan dari 360 orang haji di Kloter 1, ada 355 orang haji dan ada lima petugas. Sedangkan yang telah kembali ke Tanah Suci sebanyak 359 orang dan satu orang terpaksa ditinggal karena sakit dan dirawat di rumah sakit Makkah.

Nantinya, satu orang haji tersebut bakal dipulangkan ke Tanah Air ketika kondisinya telah membaik. Nana berharap seusai menyandang status haji, para anggota jemaah haji dari Embarkasi Solo dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan. “Kami juga berharap mereka bisa menjadi teladan bagi masyarakat di sekitarnya dalam rangka berkehidupan keagamaan,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, jemaah haji Kloter 1 Embarkasi Solo asal Temanggung tiba di Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Minggu dini hari. Pesawat mereka tiba tepat waktu pukul 00.55 WIB sesuai jadwal kedatangan.

Pantauan Solopos.com, terlihat para anggota jemaah haji melepas koper yang ditenteng lalu melakukan sujud syukur begitu turun dari pesawat. Beberapa jemaah terlihat menangis, ada pula yang saling berpelukan.

Salah satu haji, Darmiyati, terlihat bersujud syukur dan tak berhenti menangis. Perempuan berusia 63 tahun tersebut menangis karena bersyukur bisa melaksanakan ibadah haji dan pulang dengan selamat sampai ke Tanah Air.

Butuh Kekuatan Fisik

“Di sana pelayanannya bagus, terima kasih ya Allah, Kementerian Agama juga pelayanannya bagus. Infonya dibanding tahun kemarin lebih bagus ini,” jelasnya sambil meneteskan air mata.

Ia mengatakan telah menanti 12 tahun untuk beribadah haji. Ia mendaftar saat usianya 51 tahun. Darmiyati mengatakan saat usia 51 tahun fisiknya masih kuat. Darmiyati bersyukur karena di usia 63 tahun masih bisa menjalankan ibadah haji yang menurutnya membutuhkan kondisi fisik yang luar biasa.

“Kalau kami harus ke masjid, mau ke pelataran Ka’bah membutuhkan jalan kaki 1,8 kilometer dari terminal. Untuk masuk ke pelataran Ka’bah dibutuhkan kegigihan,” terangnya.

Ia mengatakan selama beribadah semuanya lancar. Namun, ia menyoroti kondisi jemaah lanjut usia memiliki pendamping berlainan jenis, tidak bisa satu kamar dan bergantung pada teman satu kamar ketika akan beribadah.

Sementara itu, petugas kesehatan haji kloter 1, Hariyanta, menjelaskan jumlah haji dari kloter 1 asal Temanggung ada 360 orang. Namun yang kembali pulang baru 359 orang.

“Satu orang masih dirawat di Rumah Sakit King Faisal. Untuk informasi selanjutnya, nanti jemaah yang masih tertinggal akan diikutkan ke kloter berikutnya setelah kesehatan meningkat. Sakitnya sesak [napas],” jelasnya.

Ia menjelaskan jemaah tersebut adalah seorang perempuan usia 64 tahun atas nama Mujiyati. Hari mengatakan Mujiyati telah memiliki riwayat sakit sebelum berangkat ke Tanah Suci dan telah rutin berobat dan sering sesak napas.

Lalu ketika Armuzna, sesak napasnya meningkat dan kadar oksigen turun sehingga dirujuk ke rumah sakit. “Sehari sebelum kepulangan, kami sudah konfirmasi ke rumah sakit Arab apakah beliau bisa pulang bersama kami. Namun, dari dokter penanggung jawab di sana, dikatakan masih perlu dirawat inap,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya