SOLOPOS.COM - Sejumlah anak-anak muda kedapatan nongkrong di bekas perumahan elite kompleks Pesanggrahan Karangpandan pada Senin (10/6/2024). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR-Kondisi perumahan elite di sekitar Pesanggrahan Karangpandan, Karanganyar, yang merupakan peninggalan Mangkunagoro II, sangat memprihatinkan lantaran digunakan sebagai lokasi mesum pasangan muda mudi dan tempat nongkrong.

Hal ini ditemukan saat jajaran Pemerintah Kecamatan Karangpandan melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Senin (10/5/2024). Sidak dipimpin Sekretaris Camat Karangpandan Bina Febrianto.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam sidak tersebut, Pemerintah Kecamatan Karangpandan menemukan ada gerombolan muda mudi tengah nongkrong di lokasi bekas perumahan elite tersebut. Sebagian anak-anak generasi muda ini bahkan masih mengenakan seragam sekolah di sana. Mereka beralasan menongkrong seusai kegiatan belajar mengajar rampung. Tak hanya itu tim juga menemukan beberapa barang antara lain bekas alat kontrasepsi alias kondom dan botol bekas minuman keras (miras) di sekitar lokasi.

Bina mengaku sangat miris dengan kondisi perumahan di kompleks Pesanggrahan Karangpandan yang digunakan sebagai tempat maksiat. Saat ini Pemerintah Kecamatan Karangpandan sedang menelusuri pengembang atau pemilik perumahan. Setahu dirinya, aset itu berhubungan erat Pesanggrahan Karangpandan milik Mangkunegara. Dia mengatakan perumahan elite tersebut sudah lama kosong sejak puluhan tahun silam.

“Pemilik rumah sudah angkat kaki puluhan tahun lalu,” katanya.

Dia mengatakan saat ini kondisi perumahan elite di kompleks Pesanggarahan Karangpandan itu sudah tak terawat dipenuhi rumput ilalang. Dia mengaku tidak mengetahui pasti alasan penghuni perumahan ‘bedol desa’. Bahkan mereka masih meninggalkan mebeler yang kini dipakai nongkrong anak jalanan. Bina menyayangkan perumahan itu terkenal jadi tempat pacaran lantaran ditelantarkan.

Sebagaimana diketahui pemerhati sejarah dan budaya Solo Raya, Kanjeng Raden Mas Aryo Panji (K.R.M.A.P) L. Nuky Mahendranata Adiningrat alias Kanjeng Nuky sebelumnya mengatakan revitalisasi Pesanggrahan Karangpandan mendesak untuk dilakukan. Dengan demikian Pesanggrahan Karangpandan bisa dibuka kembali dengan kondisi yang baik.

“Sekarang memang kondisinya tidak terawat. Bangunan ini akan terawat jika ditempati dan dimanfaatkan. Jadi saya sangat mendukung sekali kalau akan direvitalisasi,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (8/7/2023).

Kanjeng Nuky hanya berpesan Pesanggrahan Karangpandan bisa dibuka untuk umum setelah direvitalisasi nantinya. Semua lapisan masyarakat bisa mengakses Pesanggrahan Karangpandan sekaligus mengenalkan sejarah bagi masyarakat luas. Hal sejalan dengan spirit Paku Buwono (PB) X yang membantu merenovasi bangunan sisi barat Pesanggrahan Karangpandan.

“PB X selalu menyajikan untuk rakyat, semoga niat luhur leluhur yang membidani lahirnya fasat bangunan itu bisa diteruskan di penguasa Praja Mangkunegaran,” kata dia.

Menurutnya jangan sampai Pesanggrahan Karangpandan menjadi eksklusif dan tidak ramah untuk masyarakat yang haus akan pengetahuan sejarah budaya. Menilik nilai sejarah, dia mengatakan Pesanggrahan Karangpandan merupakan petilasan Raden Mas Said. Dia menjelaskan Pesanggrahan Karangpandan merupakan tempat tetirah penguasa Mangkunegaran. Menurut Hoodfstuk II, Opkomst der Mangkoenegorosche, Cultur Belagen (2000:26) yang dialihbahasakan oleh H.R Soetomo, menyebutkan Pesanggrahan Karangpandan didirikan Mangkunagoro II.

Pemilihan lokasi ini berawal dari masa RM Said yang gemar bertapa di Selo Gilang yang dulunya terletak di vila Pesanggrahan Karangpandan. Di samping batu Gilang itu dahulu ada rumah joglo yang kemudian tanpa diketahui diratakan dan diganti perumahan elite yang terbengkalai. Dari perjalanan sejarah, Pesanggrahan Karangpandan sempat direnovasi pada 1861 pada Masa Mangkunagoro IV. Dan berdasarkan arsip yang berjudul Sejarah Perusahaan Kerajaan Mangkunegaran (1983:219) yang disusun oleh R.M. Mr. AK Pringgodigdo, renovasi yang dilakukan Mangkunagoro IV itu selesai pada masa Mangkunagoro VII pada 12 November 1922.

Pada bagian gapura sempat terdapat lambang Radya Laksana yang merupakan simbol Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Soerya Soemirat yang berdampingan. Ini mengisyaratkan harmoni renovasi pada masa Mangkunagoro VII dan Sunan Paku Buwono (PB) X yang membantu renovasi bagian Pesanggrahan sisi barat.

Di Pesanggrahan Karangpandan ada bagian balkon untuk menyaksikan pertandingan tenis dan olahraga lainnya pada kisaran 1928-1931. Waktu itu, diharapkan bisa meramaikan pesanggrahan yang sempat disewakan untuk umum. Pesanggrahan Karangpandan ditutup pada 1931 karena minimnya peminat mengunjungi. “Mudah-mudahan bisa secepatnya direvitalisasi dan dibuka lagi untuk masyarakat luas,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya