SOLOPOS.COM - Gapura Kampung Macanan di Kelurahan Mandan, Kecamatan Sukoharjo, Jumat (21/6/2024). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejarah atau asal usul Kampung Macanan di Kelurahan Mandan, Kecamatan Sukoharjo tak bisa lepas dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Lokasi Kampung Macanan tak jauh dari pusat kota dan keramaian di Sukoharjo. Tepatnya di sisi selatan Gedung DPRD Sukoharjo dan Mapolres Sukoharjo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dari cerita rakyat turun menurun sesepuh kampung setempat, asal usul Kampung Macanan bermula saat pembentukan kawedanan oleh Keraton Solo. Kala itu, banyak kerabat Keraton Solo yang memiliki hewan peliharaan seperti gajah. Kadang kala, para kerabat Keraton Solo menunggang gajah saat hendak menempuh perjalanan jarak jauh.

Beberapa ekor gajah dipelihara di lahan terbuka yang dikelilingi rimbunnya pepohonan.

“Lokasi kandang gajah kini diberi nama Begajah. Lokasinya berdekatan dengan Kampung Macanan. Jaraknya mungkin tak lebih dari satu kilometer,” kata seorang sesepuh di Kelurahan Mandan, Atmowiryo, Jumat (21/6/2024).

Selain gajah, para kerabat Keraton Solo juga memelihara binatang lainnya di satu lokasi. Lokasi itu tak jauh dari Kawedanan Larangan yang menjadi pusat pemerintahan dan administrasi. Lokasinya sangat strategis karena berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo sebagai sumber air.

“Pada zaman dahulu, konon ada beberapa jenis binatang yang dipelihara kerabat Keraton Solo. Ada juga koleksi hewan peliharaan masyarakat.  Jadi seperti kebun binatang mini yang menjadi tempat rekreasi para kerabat Keraton Solo dan masyarakat,” ujar dia.

Lambat laun, hewan yang dipelihara mati satu persatu. Namun, belum ada yang memastikan penyebab matinya hewan peliharaannya tersebut. Jumlah hewan peliharaan semakin berkurang sedikit demi sedikit.

Sebagian hewan peliharaan dipindah ke lokasi lain yang berdekatan dengan area Keraton Solo.

Daerah tersebut lantas berangsur-angsur berubah menjadi permukiman penduduk. Banyak masyarakat memilih menetap di daerah tersebut karena tanahnya subur karena tak jauh dari sumber air.

Mereka bercocok tanam untuk menopang kelangsungan hidup. “Masyarakat lantas memberi nama daerah itu sebagai kampung Macanan karena saking banyaknya hewan peliharaan. Sebagai penanda, dibangun dua patung macan tepat di depan gapura kampung,” papar dia.

Sementara itu, seorang warga di Kelurahan Mandan, Wahyu mengatakan masyarakat di Kampung Macanan memiliki latarbelakang pekerjaan yang berbeda.

Sebagian masyarakat mengandalkan lahan pertanian untuk menopang kehidupan sehari-hari. Sedangkan, sebagian masyarakat lainnya bekerja sebagai pedagang, pegawai aparatur pemerintah dan buruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya