SOLOPOS.COM - Pengunjung saat memilah kopi dalam tradisi wiwit kopi di perkebunan wilayah Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Kamis (27/6/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Desa (Pemdes) Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali menggelar tradisi wiwit kopi, Kamis (27/6/2024). Tradisi tersebut sebagai penanda awal panen dan agar membawa berkah.

Kepala Desa (Kades) Banyuanyar, Komarudin, menyampaikan tradisi kenduri wiwit kopi adalah destinasi wisata tahunan yang dimiliki Desa Wisata Kampus Kopi Banyuanyar. Ia mengatakan ada dua atraksi budaya selain kenduri wiwit kopi, yaitu udan dawet.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Tahun ini, kami mencoba untuk membranding kenduri wiwit kopi agar salah satu atraksi desa wisata tahunan semakin terkenal. Namun, ruhnya semakin kuatnya branding kopi Banyuanyar dan Boyolali,” kata dia kepada wartawan di sela-sela acara.

Komarudin berharap kegiatan tersebut dapat berkelanjutan sehingga bisa membranding Boyolali sebagai Kota Susu tapi juga memiliki potensi kopi yang luar biasa. Selanjutnya, ia mengatakan dari sekitar 333,9 hektare lahan di Banyuanyar, ada 44,32 hektare tanaman kopi.

Jenis kopi yang ada di Banyuanyar, jelas Komarudin, sebanyak 95% kopi robusta, 4% kopi arabika, dan 1% kopi nangka atau Barendo khas desa setempat.

“Selama 2-3 tahun ini kami bersyukur, green beans kopi harganya bisa mencapai Rp50.000-Rp60.000 per kilogram,” kata dia.

Pemasaran kopi asal Banyuanyar telah sampai ke beberapa daerah seperti Solo, Jakarta, dan daerah lain di Indonesia lewat marketplace. Beberapa tahun lalu, ia mengatakan produk kopi robusta dari Banyuanyar pernah ekspor sebanyak 500 kilogram ke Jerman.

Komarudin mengatakan sudah ada beberapa merek kopi Banyuanyar yaitu Om Koplak yang dikelola oleh kelompok tani Ngudi Utomo, lalu kopi Ngemplak yang dikelola oleh warga Dukuh Ngemplak, lalu Kopi Rojo atau Robusta Jowo yang dikelola warga Dukuh Wangan, kopi Barenda di Dukuh Jumbleng, dan Berkah Kopi di Dukuh Dukuh.

Selanjutnya, ia mengatakan tradisi wiwitan kopi digelar setiap akan memulai panen. Saat ini, baru sekitar 10% kopi yang sudah merah dan siap dipanen.

Sementara itu, budayawan sekaligus pendamping desa wisata Banyuanyar, Kusworo Rahadyan, menyampaikan rata-rata produktivitas green beans rata-rata 8 ton per tahun. Pada 2023 tembus 12 ton, ia memperkirakan pada 2024 ini lebih dari 12 ton karena cuaca yang tidak banyak hujan.

Selanjutnya, Kusworo mengatakan wiwit kopi sebagai upaya masyarakat dan Pemdes Banyuanyar untuk menyelamatkan tradisi yang ada dengan pemanfaatan budaya tradisi untuk atraksi wisata.

“Wiwitan itu ada di semua masyarakat agraris di Pulau Jawa. Namun, karena di sini komoditas padi tidak ada, adanya kopi maka adanya wiwitan kopi,” jelas dia.

Dahulu, tutur dia, semua petani saat akan memulai panen selalu membuat tradisi wiwit petik. Dengan tradisi yang diadakan oleh Pemdes Boyolali, maka tradisi wiwit kopi bisa terselamatkan.

Selain itu, atraksi budaya wiwit kopi bisa memperkenalkan tradisi tersebut ke generasi muda. Kegiatan juga digelar setiap Kamis pahing. Ia berharap kegiatan tersebut terus dilanjutkan agar tetap lestari.

“Sekarang hampir punah, dan enggak ada tradisinya. Tradisinya ini mapak panen atau sebelum panen raya. Panen raya di sini mungkin sebulan-dua bulan lagi,” kata dia.

Sementara itu, Camat Ampel, Hanung Mahendra, mengatakan tradisi wiwit kopi adalah hal yang monumental. Ia mengingat semasa dia kecil ketika akan panen maka akan ada tradisi wiwitan.

Kegiatan tersebut, tutur dia, berusaha dikembalikan oleh Pemdes dan masyarakat Banyuanyar untuk nguri-uri budaya Jawa. Hanung juga berharap kegiatan budaya tersebut bisa terus dilestarikan. Sehingga, perayaan pada tahun berikutnya bisa lebih meriah.

“Wiwitan kopi ini dalam rangka kami memohon ridha Allah agar wiwit berjalan lancar, panen yang diberikan begitu berkah berlimpah,” harap dia.

Diketahui, tradisi wiwit kopi di Banyuanyar pada Kamis ini diawali dengan kirab budaya, doa, lalu tradisi pengambilan kopi, dan diakhiri dengan kenduri atau makan bersama tumpeng yang telah disediakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya