SOLOPOS.COM - Bakal calon bupati Sragen, Untung Wina Sukowati saat berbincang bersama dengan Redaktur Pelaksana Solopos, Syifaul Arifin dalam acara Selasar Politik di Studio Siniar, Griya Solopos, Sabtu (8/6/2024). (Solopos.com/Candra Septian Bantara).

Solopos.com, SOLO– Bakal cabup Sragen, Untung Wina Sukowati, bercerita banyak hal tentang kisah hidupnya. Mulai dari trauma hingga jatuh cinta pada politik, dan gagasan-gagasan barunya dalam membangun Bumi Sukowati.

Hal itu dia sampaikan dalam podcast Selasar Politik di kanal Youtube Espos Indonesia yang tayang pada Rabu (12/6/2024).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Anak ke-4 dari tokoh politik senior dan mantan Bupati Sragen Untung Wiyono tersebut bercerita bahwa dirinya dulu punya trauma cukup besar dalam dunia politik. Sebab selepas ayahnya memimpin Sragen, sang ayah harus menjalani hidupnya dari balik jeruji besi dan menurut Wina hal itu akibat kekejaman politik waktu itu.

“Sejak saat itu saya menganggap politik itu kejam dan benar-benar membuat saya trauma cukup mendalam karena melihat ayah saya dipenjara,” kata dia.

Namun, seiring berjalannya waktu Wina justru berbalik mencintai dunia politik. Salah satu pemicunya adalah tekad kuatnya untuk membangun Sragen lebih baik lagi dan salah satu jalannya adalah lewat politik.

Wina bahkan tak mau mengambil hati atas kabar yang menyebut dirinya tidak mendapat restu dari sang ayah maju dalam kontestasi Pilkada Sragen 2024. Ia justru ingin menjadikannya sebagai motivasi sekaligus “vitamin” dalam dunia politik. Wina mengaku siap.

Wina memastikan bila diberi kesempatan untuk bersaing di Pilkada Sragen, tidak akan memakai strategi money politics untuk meraih kemenangan. Menurutnya, strategi seperti menggunakan serangan fajar atau memberikan uang kepada pemilih merupakan cara yang tidak sehat dan tidak sustains.

“Saya pastikan tidak akan menggunakan cara-cara tidak sehat pada Pilkada mendatang. Bila warga Sragen ingin perubahan maka pilihlah calon yang menawarkan hal yang berbeda,” kata dia.

Dia menilai cara-cara pemenangan Pilkada menggunakan uang hanya melahirkan politik yang pragmatis. Artinya tujuannya hanya menang tanpa mengindahkan baik atau buruknya cara yang ditempuh.

“Politik pragmatis harus berubah dan harus ada yang memeloporinya. Dan saya ingin menjadi salah satu pelopornya,” lanjut dia.

Menurutnya, penggunaan strategi money politic juga membuat politik tidak inklusif lagi, karena hanya orang-orang “berduit” yang bisa masuk didalamnya. Dia mencontohkan orang-orang yang telah mengeluarkan uang banyak untuk menjadi calon, biasanya ingin balik modal dan cara yang biasa digunakan adalah korupsi.

Selain menjanjikan tidak menggunakan praktik politik uang, lulusan Bachelor of Psychology Management/Marketing dari Monash University di Melbourne, Australia dan Master of Arts di University of the Arts London di London, Inggris tersebut juga mengusung sejumlah program jika dipercaya menjadi bupati Sragen.

Mulai dari membuka lapangan kerja, mengembangkan potensi batik Sragen, mencetuskan wisata baru, pengembangan kepemudaan dan olahraga terutama sektor voli, Sragen zero narkoba, dan menjadikan Sragen sebagai salah satu kabupaten terbaik di Indonesia.

Diketahui, hingga Senin (10/6/2024), Wina tercatat menjadi satu-satunya wanita yang mendaftar sebagai bakal calon wakil bupati Sragen. Dia mendaftar di tiga partai Demokrat, Gerindra, dan PKB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya