SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah yang dibiarkan bera alias tidak ditanami di Wonogiri saat musim kemarau. (Dok Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Luas tanam padi di Kabupaten Wonogiri menyusut akibat kemarau. Penyusutan luas tanam padi tahun ini diperkirakan lebih parah dibandingkan 2023 lalu. Produksi padi pun terancam menurun.

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengatakan luas tanam padi di Kabupaten Wonogiri sekitar 70.000 hektare (ha) per tahun. Namun pada tahun ini luas tanam itu diprediksi berkurang. Hal itu disebabkan kemarau dan efek lanjutan El Nino pada 2023 lalu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dia menerangkan masa tanam (MT) II di Wonogiri mundur dari jadwal normal kalender pertanian akibat kemarau panjang buntut dari anomali cuaca El Nino. MT II di Wonogiri yang biasanya mulai Januari atau Februari mundur hingga Maret-April.

Bahkan berdasarkan pengamatan Solopos.com, ada sejumlah petani yang baru menanam padi MT II pada Mei dan Juni 2024. Padahal idealnya berdasarkan kalender pertanian, pada Juni-Juli sudah masuk MT III di Wonogiri.

Perubahan jadwal masa tanam itu membuat pola pertanian di Wonogiri kacau dan berakibat luas tanam padi berkurang. Banyak petani yang tidak menanam pada MT III. Di beberapa wilayah Wonogiri bahkan petani hanya berani menanam sekali dalam setahun.

Baroto menyampaikan luas tanam padi diproyeksikan turun hingga 10%-15% dari biasanya atau menjadi hanya 50.000 ha-55.000 ha setahun. Artinya produksi padi pun akan berkurang. Berdasarkan data Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Wonogiri, produksi beras pada 2023 sebanyak 265.515 ton/tahun.

Jika produksi beras tahun ini berkurang paling tidak 10% dibanding tahun lalu, estimasi produksi beras di Wonogiri pada 2024 ini sekitar 238.964 ton. Angka ini masih surplus jika dibandingkan kebutuhan konsumsi penduduk Wonogiri yang hanya 97.670 ton/tahun.

”Kami ada program pompanisasi, tetapi itu paling hanya bisa membantu menambah luas tanam menjadi 55.000 ha. Tidak terlalu banyak,” ujar Baroto kepada Solopos.com, Minggu (23/6/2024).

Sementara itu, berdasarkan data Bidang Produksi Dispertan Wonogiri, luas tanam padi pada periode Oktober 2022-Maret 2023 mencapai 59.653 ha. Dibandingkan periode yang sama pada 2023–2024, luas tanam padi berkurang 11.435 ha.

Baroto menyebut penyusutan luas tanam ini juga berdampak pada serapan pupuk subsidi yang tidak optimal. Apalagi tahun ini ada penambahan kuota pupuk yang signifikan. Menurutnya, kondisi ini tidak bisa terlalu banyak diintervensi karena memang disebabkan faktor alam.

Salah satu petani di Kecamatan Selogiri, Sakiman, menyebut banyak petani di Kecamatan Selogiri yang tidak menanam pada MT II ini. Mereka tidak berani menanam karena sudah sulit air. Sawah tadah hujan mereka dibiarkan bera atau hanya ditanami kacang-kacangan.

“Kalau begitu, biasanya jatah pupuk subsidinya diberikan ke petani lain. Kan daripada tidak terpakai,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya