SOLOPOS.COM - Pemuda GSJA se-Jateng peserta Youth Camp di Desa Jeruk, Selo, Boyolali, membersihkan dan mengambil sampah plastik di lingkungan sekitar tempat penginapan, Selasa (18/6/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 360 pemuda Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) se-Jawa Tengah menggelar acara Youth Camp di Desa Jeruk, Kecamatan Selo, Boyolali, Senin-Selasa (17-18/6/2024). Acara tersebut diisi berbagai kegiatan, termasuk membersihkan sampah plastik di lereng Gunung Merbabu tersebut.

Kegiatan bersih-bersih tersebut dilaksanakan pada Selasa pagi hingga siang. Mereka membersihkan sampah terutama berjenis plastik yang susah diurai oleh tanah.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua Departemen Kaum Muda Daerah 1 Jawa Tengah, Pdt Krishandrika Immanuel Raharjo, menjelaskan kegiatan bersih-bersih tersebut bagian dari Youth Camp yang diadakan di Gereja Sidang Jemaat Allah Getsemani Desa Jeruk.

“Bersih-bersih sampah plastik karena seluruh GSJA di Indonesia, setiap kegiatan kaum muda, akan menyelenggarakan bersih-bersih di lingkungan yang kami tinggali. Kami mulai dulu seberapa pun kegiatannya,” kata dia saat ditemui Solopos.com di sekitar lokasi, Selasa.

Ia berharap kegiatan tersebut dapat ditiru dan berdampak pada masyarakat luas yaitu ketika jemaat menggunakan sekaligus merawat. Diketahui, sebanyak 360 pemuda GSJA menginap di rumah-rumah warga. Mereka juga diwajibkan membersihkan di lokasi-lokasi menginap.

Kris mengatakan Youth Camp adalah pembinaan rohani anak-anak muda GSJA Jawa Tengah agar mereka tumbuh secara iman dan bisa berdampak untuk masyarakat sekitar.

“Harapannya, dari apa yang kami lakukan, anak-anak bisa mengalami pertumbuhan rohani. Mereka juga bisa mengenal kehidupan di desa. Kalau mereka berhasil, mereka bisa ingat untuk selalu membantu di mana pun mereka ditempatkan,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Panitia Youth Camp GSJA Jateng, Dionysius Edwin Budiyono, menjelaskan ada sekitar 360 pemuda yang datang pada acara tersebut. Pesertanya dari GSJA se-Jawa Tengah seperti Solo, Klaten, Boyolali, Semarang, Pati, Ungaran, dan lain-lain.

Ia menjelaskan selain ibadah, ada pula kegiatan bakti sosial memberikan sembako ke masyarakat sekitar dan bersih-bersih lingkungan sekitar.

Bersosialisasi dengan Masyarakat

“Kegiatan ini rutin dilaksanakan. Tahun ini memilih di Jeruk untuk mendukung wisata di sini. Ada beberapa wisata baru di sini, kami ingin mengeksplor tempat wisata tersebut agar bisa semakin dikenal,” kata dia.

Ia berharap dengan kegiatan tersebut dapat mempererat hubungan dan mengakrabkan para peserta Youth Camp. Peserta juga diharapkan dapat bersosialisasi dengan masyarakat karena mereka menginap di tempat warga.

Dion yang asli Semarang mengaku senang dengan adanya Youth Camp di Selo. Terakhir Youth Camp digelar sebelum pandemi yaitu pada 2017 di Solo.

“Ternyata masyarakat Selo sangat ramah, orangnya sangat welcome dengan kami, sangat baik. Warga juga nonkristen membantu kami, semisal mempersilakan rumahnya untuk mandi, membantu memasak, dan lain-lain,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu warga Jeruk, Istiningsih, mengatakan ia dan beberapa warga baik muslim dan nonmuslim turut membantu memasak untuk agenda Youth Camp GSJA se-Jateng. Ia mengatakan hal tersebut sebagai wujud toleransi, kemanusiaan, dan menjaga kerukunan di lingkup terkecil.

Istiningsih mengatakan panitia Youth Camp memang menyerahkan uang untuk membeli makanan bagi 360 pemuda peserta acara itu. Namun, warga membantu secara gratis. “Harapannya dari dapur bisa menimbulkan kerukunan beragama, maju, dari lingkup RT hingga yang terbesar,” harap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya