SOLOPOS.COM - Pantarlih memutakhiran data pemilih terhasap Bupati Wonogiri Joko Sutopo di ruang kerja bupati, Senin (24/6/2024). (Istimewa/Prokopim Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRIKomisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri memulai tahapan pemutakhiran dengan pencocokan dan penelitian atau coklit data pemilih untuk Pilkada 2024. Sebanyak 3.108 petugas pemutakhiran data pemilih diterjunkan di seluruh desa di Wonogiri mulai Senin (24/6/2024).

Ketua KPU Wonogiri, Satya Graha, sebanyak 3.108 pantarlih sudah dilantik pada Senin pagi. Pada hari itu juga mereka langsung terjun ke masyarakat memulai coklit data pemilih Pilkada 2024. Pantarlih akan bertugas selama sebulan untuk memastikan data pemilih itu valid.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pantarlih mendata pemilih secara door to door ke rumah-rumah warga. Pada hari pertama itu, Bupati Wonogiri Joko Sutopo menjadi salah satu yang didata. Pantarlih dan Komisioner KPU Wonogiri langsung mendatangi bupati di ruang kerjanya.

Tidak ada perubahan data dari bupati untuk Pilkada 2024 mendatang. KPU meminta pantarlih minimal mendata lima orang pada hari pertama. Mereka yang didata adalah tokoh-tokoh masyarakat setempat.

“Kami berkolaborasi dengan Pemerintah Wonogiri untuk pendataan pemilih ini. Bilamana ada warga yang sudah memiliki hak pilih tetapi belum memiliki KTP [kartu tanda penduduk] atau sudah ada warga yang meninggal tetapi belum dibuatkan akta kematian, kami laporkan ke pemerintah desa untuk dimutakhirkan,” kata Satya saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Dia berharap, dalam proses coklit ini, masyarakat bisa terbuka saat dimintai keterangan data pemilih oleh pantarlih. Menurutnya proses coklit itu berdampak banyak hal. Coklit menentukan jumlah pemilih Pilkada 2024.

Artinya data coklit juga mempengaruhi logistik Pilkada. Misalnya jumlah surat suara, kotak dan bilik suara, termasuk jumlah serta pemetaan tempat pemungutan suara (TPS).

Pemetaan Demografi Pemilih

Hasil dari coklit bisa diketahui data demografi pemilih. Data tersebut bisa menentukan metode sosialisasi KPU Wonogiri mengenai Pilkada 2024 sesuai dengan segmen usia pemilih. Di sisi lain, data coklit itu bisa pula dimanfaatkan peserta Pilkada untuk menentukan sasaran kampanye.

“Yang tidak kalah penting, data coklit ini bisa akan menentukan partisipasi pemilih Pilkada. Semakin data pemilihnya valid, maka potensi tingkat partisipasinya tinggi menjadi besar. Sebab datanya bersih dari pemilih yang TMS [tidak memenuhi syarat] misalnya meninggal dunia, pindah domisili, dan sebagainya,” ujarnya.

Satya menyampaikan jumlah pantarlih disesuaikan dengan jumlah TPS. KPU Wonogiri sudah menentukan jumlah TPS Pilkada 2024 sebanyak 1.903 lokasi. TPS yang memiliki daftar pemilih lebih dari 400 orang membutuhkan dua pantarlih. Sementara TPS yang memiliki daftar pemilih kurang dari 400 orang, hanya dibutuhkan satu pantarlih.

Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Wonogiri, Mugiono, mengatakan coklit salah satu tahapan terpenting dalam pemilu karena berkaitan dengan daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilkada serentak.

Maka dari itu, pantarlih diminta melakukan proses coklit secara langsung mendatangi rumah warga sehingga tidak ada pemilih yang terlewatkan.

“Prinsipnya Bawaslu Wonogiri akan melakukan pengawasan terhadap coklit yang dilakukan pantarlih dengan dua metode yakni pengawasan melekat dan uji petik. Hal itu dilakukan bertujuan memastikan semua petugas Pantarlih melaksanakan tata cara dan prosedur coklit daftar pemilih sesuai dengan peraturan KPU,” ujar Mugiono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya