SOLOPOS.COM - Lahan sawah yang dibiarkan bera alias tidak ditanami pada masa tanam kedua akibat kemarau di area persawahan Desa Jendi, Selogiri, Wonogiri, Minggu (23/6/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Kuota pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Wonogiri bertambah signifikan pada pertengahan tahun ini dibanding kuota awal 2024. Kendati demikian, penambahan itu diperkirakan tidak akan terserap 100%. Sebabnya banyak petani tidak petani tidak menanam padi sehingga luas lahan tanam juga berkurang akibat kemarau.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian (Dispertan) Wonogiri, Giyanto, mengatakan penambahan kuota pupuk bersubsidi jenis Urea dan NPK pada tahun anggaran berjalan 2024 ini cukup signifikan. Semula kuota pupuk subsidi jenis Urea hanya 22.863,8 ton untuk setahun. Kemudian pada Mei 2024, pemerintah menambah kuota tersebut sebesar 54,45% menjadi 35.313,6 ton untuk setahun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Persentase penambahan kuota pupuk subsidi jenis NPK bahkan lebih banyak yaitu sampai 92,34% dari semula hanya 17.248,3 ton untuk setahun menjadi 33.175,4 ton untuk setahun. Pupuk itu disalurkan kepada 164.543 petani yang terdaftar dalam data elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (E-RDKK).

Giyanto menjelaskan penambahan pupuk subsidi tersebut memang membantu petani untuk mencukupi kebutuhan pupuk. Akan tetapi, dia memperkirakan dengan penambahan itu, penyerapan atau penyaluran pupuk subsidi justru menjadi tidak bisa maksimal 100%.

Hal itu lantaran luas lahan tanam tanaman pangan berkurang banyak pada tahun ini akibat kemarau dan dampak El Nino tahun lalu. Banyak petani yang membiarkan lahannya bera alias tidak ditanami.

Di sisi lain, sangat kecil kemungkinan petani bisa menanam pada masa tanam atau MT III. Apalagi petani di wilayah Wonogiri selatan yang memang sulit air. Di samping itu, MT II saja mundur jauh dari kalender tanam normal.

Biasanya MT II mulai menanam padi masa tanam kedua pada Desember atau Januari. Sementara tahun ini, MT II baru mulai Maret, April, hingga Mei.

Giyanto menerangkan per Mei 2024 penyerapan kuota pupuk subsidi urea pada alokasi awal tahun sebanyak 40% dari 22.283,8 ton. Kemudian penyerapan pupuk subsidi NPK sebesar 52% dari alokasi awal sebanyak 17.248,3 ton.

Penyerapan Tak Maksimal

Menurut Giyanto, dengan alokasi awal saja, penyerapan pupuk belum terlalu banyak. Padahal dua-tiga bulan terakhir ini merupakan masa tanam kedua. Sementara setelah masa tanam kedua, akan semakin sedikit petani yang menanam. Itu artinya penyerapan pupuk juga tidak akan banyak setelah masa tanam kedua ini.

”Maka dengan penambahan kuota pupuk ini, saya kira tidak akan terserap semuanya. Untuk pupuk alokasi awal saja, penyerapannya belum banyak. Kalau nanti penyerapannya sampai habis, justru bisa dipertanyakan. Dengan kondisi begini, saya rasa sulit untuk menyerap 100%,” kata Giyanto saat dihubungi Solopos.com, Minggu (23/6/2024).

Lebih lanjut, Giyanto menyebut alokasi kuota pupuk bersubsidi di Wonogiri pada tahun ini akan bersisa. Tetapi sisa pupuk tersebut masih berada di produsen. Sebab pupuk baru disalurkan jika ada pengajuan. Distributor akan mendistribusikan pupuk subsidi dari produsen kepada kios-kios pengecer setelah ada permintaan.

“Jadi selama tidak ada permintaan, ya tidak akan disalurkan. Kalau sisa, berarti sisanya masih di produsen,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dispertan Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, dalam satu wawancara dengan Solopos.com belum ini menyatakan tidak tahu pasti mengapa ada penambahan pupuk subsidi itu secara signifikan di tahun anggaran berjalan.

Hal itu merupakan kebijakan pemerintah pusat. Dia juga belum tahu apakah akan ada implikasi pada tahun anggaran berikutnya jika pupuk subsidi tahun ini tidak terserap maksimal di Wonogiri.

Salah satu petani di Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Giri, mengatakan belum menebus jatah pupuk subsidi yang menjadi bagiannya. Hal itu karena umur padi yang dia tanaman baru sekitar dua pekan setelah tanam, Dia bahkan belum tahu ada penambahan kuota pupuk subsidi pada pertengahan tahun ini.

“Kalau berdasarkan alokasi awal, saya dapat jatah pupuk subsidi dua sak [satu sak 50kg] untuk sawah seluas satu bau [sekitar 5.000 meter persegi-6.000 meter persegi]. Satu sak pupuk Urea dan satu sak pupuk NPK. Kalau dibandingkan tahun-tahun lalu itu turun, dulu saya dapat empat sak pupuk subsidi,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya