SOLOPOS.COM - Suasana tepi jalan lingkar Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, diramaikan pedagang kaki lima, Rabu (26/6/2024). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Pedagang di sekeliling Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, bakal direlokasi seiring rencana pelabaran jalan lingkar tersebut. Sejumlah pedagang berharap mereka bisa kembali berjualan di lokasi semula.

Kepala Satpol PP dan Damkar Klaten, Joko Hendrawan, menjelaskan informasi yang diterima dari DPUPR, kegiatan perbaikan dan pelebaran jalan lingkar Rawa Jombor bakal dimulai Juli mendatang. “Otomatis nanti PKL bisa menyesuaikan. Sehingga kami upayakan mereka bisa membongkar sendiri,” kata Joko saat ditemui di Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Kamis (27/6/2024).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Disinggung soal sosialisasi kepada pedagang, Joko menjelaskan beberapa sudah dilakukan sosialisasi kepada perwakilan PKL termasuk menyiapkan tempat relokasi. Lokasi yang disiapkan yakni di tanggul saluran pembuangan yang berada di seberang sisi barat Rawa Jombor.

Tempat itu disiapkan Pemkab dengan dipasangi lantai paving, pagar, serta talut pengaman. Penataan saluran pembuang lingkar Rawa Jombor itu sudah dilakukan pada 2023.

Joko mengakui tempat yang disiapkan tak bisa menampung seluruh pedagang di sekeliling Rawa Jombor. Apalagi, jumlah pedagang yang berjualan di jalur lingkar itu terus bertambah. Sebelumnya, jumlah total pedagang tercatat sebanyak 133. Dari pendataan terakhir yang dilakukan Satpol PP dan Damkar, jumlah total pedagang menjasi 234 orang.

“Karena juga banyak yang datang. Nanti tentu [pedagang yang menempati lokasi disiapkan Pemkab] akan diprioritaskan untuk warga sekitar,” jelas Joko.

Satpol PP dan Damkar sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa (Pemdes) Jimbung, Kecamatan Kalikotes dan Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, terkait persiapan lokasi alternatif untuk penempatan pedagang dengan memanfaatkan lahan kas desa.

“Kemarin sudah ada komunikasi dengan Pemdes Jimbung dan Krakitan. Ada tanah kas di sekitar itu untuk menampung. Tetap diupayakan agar seluruh pedagang mendapatkan tempat untuk berjualan,” ungkap Joko.

Sementara itu, sejumlah pedagang mengaku belum mendapatkan sosialisasi ihwal rencana pelebaran jalan tersebut. Namun, para pedagang membenarkan belum lama ini sudah ada petugas Satpol PP dan Damkar Klaten yang melakukan pendataan.

Salah satu pedagang, Rosyid, 39, menjelaskan rata-rata pedagang yang berjualan di sekeliling Rawa Jombor merupakan warga setempat. Dia berharap bisa tetap berjualan di kawasan keliling Rawa Jombor setelah ada penataan.

Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Wiji, 48. Pedagang yang mengelola usaha ayam goreng itu menjelaskan beberapa pekan lalu petugas dari Satpol PP dan Damkar melakukan pendataan termasuk warungnya.

Soal rencana pelebaran jalan lingkar Rowo Jombor Klaten, Wiji menjelaskan tak jadi soal. Namun, dia berharap bisa kembali berjualan di tempat saat ini setelah penataan selesai. “Karena sumber kehidupan keluarga dari jualan ini,” kata Wiji.

Pedagang lainnya, Wagiyem, 56, mengaku belum mengetahui ihwal rencana pelebaran jalan hingga pedagang bakal direlokasi. Dia menjelaskan ikut saja kebijakan yang bakal diberlakukan. Dia hanya berharap bisa tetap berjualan dan mendapatkan penghasilan dari kegiatan usahanya membuka warung angkringan.

Wagiyem menjelaskan pedagang mulai ramai berjualan di sekeliling Rawa Jombor sejak pandemi Covid-19 atau sekitar 2020. Dia menjelaskan dulu hanya segelintir pedagang yang berjualan di sekeliling waduk tersebut. Seiring pandemi Covid-19, bermunculan warung-warung baru.

Wagiyem berjualan di tepi jalan lingkar waduk itu sejak 2020 setelah dia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat bekerja sebelumnya di tempat produksi batik. “Kalau di jalan sekeliling Rawa Jombor ini suasananya tidak pernah sepi. Selalu ramai,” kata warga Desa Krakitan tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, jalan lingkar Rawa Jombor Klaten bakal dibangun dan diperlebar menggunakan gelontoran anggaran dari pemerintah pusat. Perbaikan menggunakan dana Inpres Jalan Daerah (IJD) dari APBN senilai Rp25 miliar. Selain diperbaiki, jalan sepanjang lebih dari 5 kilometer (km) itu akan dilebarkan dari semula 3 meter menjadi 5,5 meter.

Selain pelebaran jalan, penataan kawasan Rawa Jombor yang sempat terhenti pada 2023, kembali bergulir tahun ini. Pembangunan jalur pedestrian bakal dilanjutkan termasuk persiapan dermaga di waduk tersebut. Selain itu, ada penataan di kawasan perairan waduk seluas 189 hektare (ha) itu. Penataan itu dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya