SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri Joko Sutopo memukul gong tanda peluncuran program Integrasi Layanan Primer (ILP) oleh Dinas Kesehatan di Gedung Pertemuan Saraswati, Wonogiri, Senin (10/6/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Layanan kesehatan primer di Wonogiri akan sampai di tingkat desa/kelurahan dengan mengoptimalkan peran posyandu dan puskesmas pembantu atau pustu. Hal ini menyusul diluncurkannya program Integrasi Layanan Primer (ILP) oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri.

Peluncuran ILP digelar pada Senin (10/6/2024) di Gedung Pertemuan Saraswati. Dengan ILP diharapkan dapat mendekatkan akses dan mengurangi biaya kesehatan warga desa sehingga tingkat kesehatan warga desa meningkat. Pelaksanaan ILP tidak bisa lepas dari peran pemerintah desa.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri, Setyarini, mengatakan melalui ILP layanan kesehatan dasar akan dilakukan berjenjang mulai dari posyandu, pustu, puskesmas, hingga rumah sakit. Posyandu menjadi pintu awal layanan kesehatan warga desa di semua siklus kehidupan mulai dari anak-anak sampai orang lansia dalam satu waktu.

Selama ini layanan posyandu dilakukan terpisah-pisah, misalnya khusus balita, remaja, dan lansia. Selain posyandu, fungsi pustu akan dioptimalkan dengan penambahan sumber daya manusia tenaga kesehatan dan kader posyandu. Pelayanan di pustu buka setiap Senin-Sabtu.

Menurut Setyarini, dengan ILP, aksesibilitas layanan kesehatan warga desa semakin terjangkau. Dengan akses yang mudah, kondisi riil kesehatan warga desa diharapkan bisa terpantau secara rutin.

Dengan demikian, morbiditas penyakit tidak menular seperti kanker, jantung, stroke, dan lainnya bisa dicegah dengan deteksi dini. Pembiayaan kesehatan yang ditanggung dalam sistem jaminan kesehatan nasional pun turun. Sejauh ini, penyakit-penyakit tidak menular itu membutuhkan biaya yang sangat besar.

Setyarini menerangkan di Wonogiri penerapan ILP ini bukan tanpa kendala. Saat ini ada 132 pustu di Kabupaten Wonogiri, namun hanya tiga pustu yang dalam kondisi baik. Sementara lainnya dalam keadaan rusak ringan hingga berat. Sedangkan jumlah posyandu sebanyak 2.154 unit.

Tahap Sosialisasi

”Ini kami bertahap dalam penerapan ILP, memang belum maksimal. Ini bagian dari transformasi kesehatan,” kata Setyarini kepada Solopos.com, Selasa (11/6/2024).

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menerangkan ILP baru tahap sosialisasi kepada semua pihak terkait. Pemkab Wonogiri akan memanfaatkan semua infrastruktur kesehatan mulai dari desa. Implementasi ILP masih terus dalam kajian untuk mengetahui siapa melakukan apa agar layanan kesehatan itu benar-benar bisa terintegrasi.

Menurutnya, ILP bisa menjadi cara efektif dan efisien dalam memotret kondisi kesehatan warga. Dengan data itu, intervensi kebijakan di sektor kesehatan akan tepat sasaran. Dalam penerapannya, ILP tidak lepas dari pemerintah desa.

Layanan kesehatan di posyandu dan pustu merupakan kolaborasi antara pemerintah desa dan kabupaten termasuk dalam penganggaran. Kader-kader kesehatan dari desa akan diberikan insentif. Besaran insentif itu masih tentatif.

“Selama ini kan layanan-layanan kesehatan jalan sendiri-sendiri. Ini mulai kami integrasikan. SDM kami mencukupi untuk hal itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Wonogiri, Djoko Purwidyatmo, mengatakan alokasi dana desa bidang kesehatan di Wonogiri mencapai Rp22,94 miliar atau 9,03% dari total jumlah dana desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya