SOLOPOS.COM - Wiwaha Aji Santosa. (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO–Politikus PAN yang juga mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo, Wiwaha Aji Santosa, didekati bakal calon bupati (cabup) dari PDIP, Etik Suryani dan bakal calon bupati (cabup) dari Partai Gerindra, Eko Sapto Purnomo.

Terkait hal itu, Wiwaha menawarkan tiga nilai moral dan sosial kepada Etik maupun Sapto.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kedekatan dua figur sentral di Sukoharjo, Etik Suryani yang kini menjabat sebagai Bupati Sukoharjo dan Eko Sapto Purnomo yang juga Wakil Ketua DPRD Sukoharjo semakin “mesra” seiring koalisi yang dibangun PDIP dan Partai Gerindra menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sukoharjo 2024.

Kedua tokoh itu kerap menghadiri berbagai kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah besar. Demi menggaet basis pendukung Wiwaha yang dikenal loyal dan militan, Etik dan Sapto melakukan pertemuan dengan Wiwaha.

Mereka berbicara soal arah dan sikap dukungan Wiwaha menyongsong pesta demokrasi terbesar di Kabupaten Jamu. “Saya bertemu dengan Bu Etik dan Mas Sapto. Ada pula Pak Wawan [Wawan Pribadi]. Kala itu, Bu Etik juga memaparkan beberapa program prioritas jika diberi mandat oleh partai kembali maju dalam pilkada,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (29/6/2024).

Wiwaha lantas menawarkan tiga nilai moral dan sosial yang menjadi prinsip hidupnya kepada Etik dan Sapto. Ketiga nilai moral dan sosial itu, yakni pembangunan kualitas demokrasi di Sukoharjo.

Setelah pilkada usai, pasangan calon terpilih harus memposisikan sebagai calon kepala daerah untuk seluruh elemen masyarakat. Termasuk, merangkul para pendukung rival politiknya.

Kemudian, depolitisasi birokrasi dalam menjalankan roda pemerintahan dan tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel. “Bukan justru like dan dislike. Birokrasi bekerja secara profesional dan tanggung jawab tanpa intervensi kepentingan politis. Mereka aparatur pemerintah yang memiliki tugas melayani masyarakat,” ujar dia.

Terakhir, lanjut Wiwaha kemajuan pembangunan dengan menitikberatkan unsur keadilan. Sebagai contoh, pemberian bantuan berdasarkan parameter dan kriteria sesuai ketentuan yang diatur pemerintah.

“Jangan justru bantuan diberikan hanya kepada simpatisan atau pendukung saat berkompetisi di pilkada. Pendukung pasangan calon lainnya tidak digubris, padahal memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan. Ini tidak adil namanya. Dan jauh dari nilai-nilai sosial berkeadilan,” papar dia.

Disinggung soal dorongan agar kembali maju dalam pilkada,  Wiwaha masih menunggu instrukai partai menjelang pendaftaran bakal cabup-cawabup pada akhir Agustus. Dia tak memungkiri struktural partai mendorong dirinya agar berjuang sebagai kontestasn dalam Pilkada Sukoharjo.

Nama Wiwaha diajukan sebagai bakal cawabup oleh DPD PAN Sukoharjo. PAN Sukoharjo membangun koalisi dengan Partai Golkar yang mengajukan Harjanto sebagai bakal cabup.

“Bahkan Ketua DPW PAN Jawa Tengah, Sunarmin mendorong agar saya kembali maju dalam pilkada. Namun, bagi saya maju atau tidak di pilkada tidak ada masalah. Yang terpenting, nilai moral dan sosial bisa dijalankan oleh kepala daerah yang akan memimpin Sukoharjo lima tahun mendatang,” urai dia.

Sebagai infomasi, Wiwaha merupakan salah satu kader potensial PAN Sukoharjo yang memiliki rekam jejak dan segudang pengalaman. Wiwaha pernah maju sebagai calon wakil bupati (cawabup) dalam Pilkada Sukoharjo 2020.

Kala itu, Wiwaha berpasangan dengan Joko “Paloma” Santosa dengan akronim Joswi yang diusung koalisi Partai Gerindra, PKS, PAN, dan PKB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya