SOLOPOS.COM - Bangunan Masjid Tiban Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, peninggalan Kasultanan Demak menjadi masjid tertua di Karanganyar. Foto diambil pada Jumat (7/6/2024). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR-Desa Kaliboto di Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, tidak lepas dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Demak Bintara pada masa awal berdiri 1745-1747.

Jejak-jejak sejarah peninggalan di masa itu masih terawat hingga kini. Keberadaan Masjid Darul Muttafaqin atau dikenal Masjid Tiban di Dukuh Pulosari menjadi saksi peninggalan di masa itu. Masjid tersebut diyakini sebagai masjid tertua dan dinyatakan bangunan cagar budaya di Karanganyar.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kesan kuno masjid Tiban terlihat  dari bangunan masjid, mirip dengan masjid Demak, mulai dari adanya mimbar, bedug, mahkota, hingga tiang tengah yang ada di dalamnya.

Kepala Desa (Kades) Kaliboto Karanganyar, Sri Sunaryo, mengatakan Masjid Tiban merupakan peninggalan Kiai Abdullah Fattah, merupakan seorang ulama dari Demak Bintara. Di bagian barat luar masjid, terdapat makam Waliyullah yang merupakan murid dari Sunan Kalijaga, yaitu Abdullah Fattah atau dikenal dengan panggilan Mbah Dullah.

Keberadaan makam penggawa praja atau tokoh penting dari Keraton Surakarta yang berada di komplek masjid tersebut. “Penggawa praja di sana adalah Ki Drepayuda atau Kiai Pekih Ibrahim dan Ki Tumenggung Wirasari,” jelasnya ketika dijumpai Solopos.com di masjid tersebut pada Jumat (7/6/2024).

Ki Drepayuda merupakan mertua dari Pangeran Mangkubumi dan Ki Tumenggung Wirasari yang merupakan salah satu pengikut setia Pangeran Mangkubumi. Melalui penelusuran penuturan beberapa sesepuh di Desa Kaliboto, dia mengatakan diperoleh gambaran bahwa Desa Kaliboto disinyalir menjadi salah satu landasan pada masa awal perjuangan Pangeran Mangkubumi, tepatnya beberapa saat setelah keluar dari Keraton Kasunanan Surakarta karena dihina oleh Gubernur Jendral Gustaav Willem Baron van Imhof (1743-1750) dan Patih Pringgalaya.

“Keluarnya Pangeran Mangkubumi dari Keraton Surakarta itulah yang memicu terjadinya Perang Tahta Jawa Ketiga,” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan peninggalan lain yang masih tersisa hingga kini adalah batas patok wilayah Keraton Kasunanan Surakarta. Batas patok ini berada di tengah hamparan sawah di wilayah Pulosari. Konon cerita sempat oleh petani setempat batas patok dipindahkan ke tempat lain. Namun batas patok tersebut kembali ke tempat asal.

Saat ini cerita turun temurun tentang Desa Kaliboto yang tidak terlepas dari Keraton Surakarta melekat di masyarakat.  “Sampai sekarang masyarakat menguri-uri peninggalan Keraton Solo dan Kasultanan Demak yang ada di sini,” katanya.

Pengelola Masjid Tiban Subhan mengatakan banyak bagian dari masjid yang diyakini menjadi bukti sejarah lamanya bangunan tersebut berdiri. Bagian langit-langit masjid, mimbar, dan kubah masjid ini masih sangat khas. Makam yang ada di lokasi juga masih bangunan ala zaman dulu yang menempatkan makam tepat di depan pengimaman di luar masjid. Kemudian bangunan makam di sana juga masih terjaga keasliannya berupa bata merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya